Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal - Setidaknya ada tiga ciri utama yang menandai wujud dan bentuk bahasa verbal dan nonverbal. Pertama, lambang-lambang nonverbal digunakan paling awal sejak kita lahir di dunia ini, sedangkan setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita, barulah bahasa verbal kita pelajari. Kedua, bahasa verbal dinilai kurang universal dibandingkan dengan nonverbal, sebab bila kita pergi ke luar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang digunakan masyarakat di negara tersebut, kita bisa menggunakan isyarat-isyarat nonverbal dengan orang asing yang kita ajak berkomunikasi. Ketiga, bahasa verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa nonverbal yang merupakan aktivitas emosional. Artinya, dengan bahasa verbal sesungguhnya kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak, sementara melalui bahasa nonverba, kita hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, perasaan dan emosi yang kita miliki.
Komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Batasan ini membuat perbedaan komunikasi tanpa kata-kata. Batasan ini membuat perbedaan komunikasi yang lain, yaitu dengan mulut (komunikasi vokal) dan yang tidak menggunakan mulut (komunikasi nonvokal). Untuk memahami dengan lebih jelas kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini.
Komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Batasan ini membuat perbedaan komunikasi tanpa kata-kata. Batasan ini membuat perbedaan komunikasi yang lain, yaitu dengan mulut (komunikasi vokal) dan yang tidak menggunakan mulut (komunikasi nonvokal). Untuk memahami dengan lebih jelas kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini.
Tipe-Tipe Komunikasi Sumber: Ronald B. Alder & George Rodman (dalam Sendjaja, 2002: 64) |
Tabel di atas dapat menjelaskan bahwa komunikasi verbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah bahasa lisan, sedangkan yang tergolong dalam komunikasi nonvokal adalah bahasa tertulis. Sementara komunikasi nonverbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah nada suara, desah, jeritan dan kualitas vokal. Yang termask dalam klasifikasi komunikasi nonvokal adalah isyarat, gerakan (tubuh), penampilan (fisik). ekspresi wajah dan sebagainya.
Dalam hal ini, bila kita membedakan verbal dari nonverbal dan nokal dan nonvokal, maka kita mempunyai empat kategori atau jenis komunikasi. Komunikasi verbal/vokal merujuk pada komunikasi melalui kata yang diucpkan. Misalnya, Fadly dan ayahnya mendiskusikan mobil baru yang ingin dibeli oleh Fadly, dan berencana untuk mengumpulkan uang untuk membelinya. Dalam komunikasi verbal/vokal kata-kata digunakan tapi tidak diucapkan, bila Fadly menulis surat kepada ayahnya mengenai mobil, komunikasinya verbal tapi nonvokal. Bila Fadly berbicara tentang rencana membeli mobil dengan meminjam uang ayahnya, dan ayahnya menggerutu; gerutuan atau vokalisasi, ini bentuk dari komunikasi nonverbal/vokal. Komunikasi nonverbal/nonvokal terjadi bila hanya bersikap dan berpenampilan, misalnya ayahnya Fadly kelihatan marah dan senang - atau mungkin hanya bingung. Dari sini terlihat bahwa komunikasi nonverbal membawa pesan-pesan neolinguistik.
Don Stack, dkk (dalam Sendjaja, 2002: 65) menjelaskan tiga perbedaan utama di antara komunikasi verbal dan nonverbal. Perbedaan tersebut didasarkan pada beberapa hal. Pertama, kesengajaan pesan (intensionality of the message). Suatu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat. Niat ini menjadi penting ketika membicarakan bahasa verbal. Sedangkan komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. Persepsi sederhana mengenail niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal.
Kedua, tingkat simbiolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act message). Kadang-kadang niat dapat dipahami karena beberapa dampak dari komunikasi. Misalnya, memakai pakain dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu pesan oleh orang lain (misalnya pakaian hitam akan diberi makna sebagai ikut berduka cita). Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang dimediasi. Dalam arti kata, kita mengambil makna dari kata dan pilihan kita, yang sudah disepakati maknanya. Sebaliknya komunikasi nonverbal lebih alami, ia beroperasi sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Tegasnya komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah. Sedangkan baha nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
Ketiga, pemrosesan mekanisme (processing mecanism). Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian ditafsirkan melalui pikiran, dan kemudian mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Suatu perbedaan utama dalam pemrosesan ada dalam tipe informasi pada tahap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak kiri adalah tipe informasi yang tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak kanan, tipe informasinya lebih berkesinambungan dan alami. Pesan-pesan verbal lebih terstruktur dan nonverbal tidak terstruktur. Tidak seperti bahasa verbal, bahasa nonverbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu komunikasi nonverbal mensyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks dimana interaksi itu terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.
Meskipun ada beberapa perbedaan yang dimiliki antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Namun demikian, pada dasarnya komunikasi verbal dan nonverbal merupakan suatu kesatuan yang tidak dipisahkan, karena kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna.
Sumber:
Yasir, 2009, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru. Hal. 99-102.
Daftar Referensi:
Sendjaja, S. Djuarsa, 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta.
Dalam hal ini, bila kita membedakan verbal dari nonverbal dan nokal dan nonvokal, maka kita mempunyai empat kategori atau jenis komunikasi. Komunikasi verbal/vokal merujuk pada komunikasi melalui kata yang diucpkan. Misalnya, Fadly dan ayahnya mendiskusikan mobil baru yang ingin dibeli oleh Fadly, dan berencana untuk mengumpulkan uang untuk membelinya. Dalam komunikasi verbal/vokal kata-kata digunakan tapi tidak diucapkan, bila Fadly menulis surat kepada ayahnya mengenai mobil, komunikasinya verbal tapi nonvokal. Bila Fadly berbicara tentang rencana membeli mobil dengan meminjam uang ayahnya, dan ayahnya menggerutu; gerutuan atau vokalisasi, ini bentuk dari komunikasi nonverbal/vokal. Komunikasi nonverbal/nonvokal terjadi bila hanya bersikap dan berpenampilan, misalnya ayahnya Fadly kelihatan marah dan senang - atau mungkin hanya bingung. Dari sini terlihat bahwa komunikasi nonverbal membawa pesan-pesan neolinguistik.
Don Stack, dkk (dalam Sendjaja, 2002: 65) menjelaskan tiga perbedaan utama di antara komunikasi verbal dan nonverbal. Perbedaan tersebut didasarkan pada beberapa hal. Pertama, kesengajaan pesan (intensionality of the message). Suatu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat. Niat ini menjadi penting ketika membicarakan bahasa verbal. Sedangkan komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. Persepsi sederhana mengenail niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal.
Kedua, tingkat simbiolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act message). Kadang-kadang niat dapat dipahami karena beberapa dampak dari komunikasi. Misalnya, memakai pakain dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu pesan oleh orang lain (misalnya pakaian hitam akan diberi makna sebagai ikut berduka cita). Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang dimediasi. Dalam arti kata, kita mengambil makna dari kata dan pilihan kita, yang sudah disepakati maknanya. Sebaliknya komunikasi nonverbal lebih alami, ia beroperasi sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Tegasnya komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah. Sedangkan baha nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
Ketiga, pemrosesan mekanisme (processing mecanism). Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian ditafsirkan melalui pikiran, dan kemudian mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Suatu perbedaan utama dalam pemrosesan ada dalam tipe informasi pada tahap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak kiri adalah tipe informasi yang tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak kanan, tipe informasinya lebih berkesinambungan dan alami. Pesan-pesan verbal lebih terstruktur dan nonverbal tidak terstruktur. Tidak seperti bahasa verbal, bahasa nonverbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu komunikasi nonverbal mensyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks dimana interaksi itu terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.
Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Sumber: Didaptasi dari Ilya Sunarwinadi (dalam Sendjaja, 2002: 68-69) |
Sumber:
Yasir, 2009, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru. Hal. 99-102.
Daftar Referensi:
Sendjaja, S. Djuarsa, 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta.
0 komentar
Posting Komentar