Fungsi-Fungsi dan Tujuan Komunikasi

SHARE THIS

Share to:

Facebook Twitter

Fungsi-Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Fungsi-Fungsi dan Tujuan Komunikasi - Mengapa kita berkomunikasi? Apakah fungsi komunikasi bagi manusia? Para pakar selama ini lebih banyak membahas "bagaimana berkomunikasi" daripada mengapa kita berkomunikasi". Berdasarkan pengamatan para ahli komunikasi, fungsi komunikasi dikemukakan secara berbeda oleh masing-masing pakar, meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut. Secara umum kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan dan psikologis kita.

Gordon I. Zimmerman et al, merumuskan tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kehidupan kita - untuk memperoleh makan dan minum, memuaskan kepenasaran akan lingkungan dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain (dalam Mulyana, 2001: 4). Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana kita dengan orang lain.

Sementara itu, Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu, seperti; apa yang akan kita makan di pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana menghadapi ujian besok, dst. Sebagian keputusan ini dibuat sendiri, dan sebagian lain lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan orang lain. Sebagian keputusan bersifat emosional dan sebagian lain mungkin penuh pertimbangan matang (rasional). Semakin penting keputusan yang dibuat, semakin hati-hati tahapan yang dilalui untuk membuat keputusan.

Dalam hal ini, William I. Gorden (dalam Mulyana, 2001: 5) membagi fungsi komunikasi menjadi empat, dimana satu sama lain tidak saling meniadakan. Fungsi atau suatu peristiwa komunikasi tidak sama sekali independen, melainkan berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan.

a. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan idup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain melalui komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, teman, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi komunikasi sosial ini secara implisit adalah fungsi komunikasi kultural.

b. Komunikasi Ekspresif

Fungsi komunikasi ini dapat dilakukan baik secara sendirian ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi-komunikasi tersebut menjadi alat (instrument) untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, takut, prihatin, sedih, marah dan benci dapat disampaikan melalui kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah atau kebijakan kampus dengan melakukan demonstrasi atau dengan aksi mogok. Selain itu, emosi kita juga dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian atau lukisan. Puisi "Aku" karya Chairil Anwar mengekspresikan kebebesannya dalam berkreasi.

c. Komunikasi Ritual
Fungsi komunikasi sosial ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, wisuda, pertunangan (melamar, tukar cincin), pernikahan hingga upacara kematian (pemakaman). Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritual-ritual lain seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa), membawa kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), perayaan lebaran, natal juga adalah komunikasi ritual. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan kelompok. Bukanlah substansi kegiatan ritual itu yang terpenting, melainkan perasaan senasib sepenanggunangan yang menyertainya. Komunikasi ritual ini kadang-kadang bersifat mistik, dan mungkin sulit dipahami oleh orang-orang luar dari komunitas yang berkaitan.

d. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberpa tujuan umum; menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasi). Komunikasi yang bersifat memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai dan mengubah pengetahuan atau wawasannya bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik untuk tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan (impression management). yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakan pakaian necis, dan sebagainya. Sementara, tujuan jangka panjang dapat diraih melalui keahlian berkomunikasi, sementara keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing, ataupun keahlian menulis.

Berkaitan dengan ini, meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi, suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih. Misalnya perayaan Hari Raya Idul Fitri oleh orang Islam atau Natal bagi Nasrani, mempunyai keempat fungsi tadi, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental.

Onong U. Effendy (2000: 55) dalam kaitan ini, meringkaskan bahwa tujuan komunikasi adalah untuk mengubah sikap, mengubah opini/ pendapat/ pandangan, mengubah perilaku dan mengubah masyarakat. Sementara fungsi komunikasi menurutnya adalah untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Pada dasarnya kesemua fungsi yang dijelaskannya ini juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi instrumental yang sudah dijelaskan di atas.

Sumber: 
Yasir, 2009, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru. Hal. 52-55.

Daftar Referensi:
Effendy, Onong Uchjana, 200, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung.


Mulyana, Deddy, 2001, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Hi... I'm Martius, You can find more about me. Thanks for coming to my blog and hope you enjoy it.

1 komentar: